Kisah Nabi Musa dan Seorang Wanita Pezina Yang Ingin Taubat, Membuat Hati Tersentuh Membacanya

Artikel terkait : Kisah Nabi Musa dan Seorang Wanita Pezina Yang Ingin Taubat, Membuat Hati Tersentuh Membacanya

Berdakwah - Sebuah cerita islami tentang Cerita
Nabi Musa dan wanita pezina, Kala itu adalah masa yang lenggang. Ia berpakaian hitam, tanda sebuah duka cita yang mendalam. Ia berkerudung rapat menutupi seluruh tubuhnya. Meskipun roman mukanya cantik namun kesedihan tidak dapat tersembunyi di baliknya. Ia melangkah dengan terhuyung-huyung ke kediaman nabi Musa. Diketuknya pintu tersebut pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Dari dalam terdapat sambutan dan ucapan mempersilahkan masuk.


Perempuan muda nan cantik itu berjalan masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya langsung terurai tatkala ia membuka percakapan.




�Wahai Nabi Allah, tolonglah hamba, doakan hamba supaya Tuhan berkenan mengampuni dosa keji yang telah hamba lakukan,� kata perempuan cantik itu.

�Apakah dosamu wahai wanita yang sedang bersedih?� Nabi Musa bertanya dengan terkejut.
�Hamba takut mengatakannya,� jawab wanita cantik itu lagi.

�Katakanlah, jangan engkau ragu-ragu,� desak nabi Musa.
�Hamba telah berzina, dari perzinaan itu hamba hamil, lantas setelah anak itu lahir, hamba cekik lehernya�.hingga tewas� wanita itu berucap sambil menangis sejadi-jadinya.
Mendengar cerita wanita itu, nabi Musa terperanjat, terperangah dan sangat marah. Matanya berapi-api. Dengan marah beliau menghardik perempuan itu.

�Wahai perempuan bejat! Pergi kau dari hadapanku! Supaya siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!� teriak nabi Musa mengusir wanita tersebut. Beliau lalu memalingkan muka karena rasa jijik.

Hati wanita cantik tersebut seperti kaca yang membentur batu, hancur luluh tak bersisa. Ia lalu melangkah gontai dan terantuk-antuk keluar dari rumah nabi Musa. Tangisnya semakin menjadi dan semakin memilukan. Ia tak tahu lagi harus kemana hendak mengadu, bahkan ia tak tahu kemana selanjutnya harus pergi. Jika seorang nabi saja sudah menolaknya, apalagi manusia yang lainnya. Ia terbayang besarnya dosa yang ia perbuat. Namun ia tak tahu apa yang terjadi di kediaman nabi Musa setelah ia pergi.

Dosa lebih besar dari zina

Syahdan malaikat Jibril datang ke hadapan nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril kemudian membuka percakapan dengan nabi Musa.

�Mengapa engkau menolak wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau lebih tahu dosa yang lebih besar daripada yang wanita itu lakukan?� kata Malaikat Jibril.
�Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita berzina dan membunuh itu?� nabi Musa terperanjat kaget karena ia salah namun ia juga ingin tahu.

�Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada dosa perempuan nista itu?� kata nabi Musa lagi, menyakinkan.

�Ada!� jawab Jibril dengan tegas.
�Orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja tanpa menyesal, besar dosanya melebihi seribu kali berzina,� Jibril menambahkan lagi penjelasan dari kalimat sebelumnya.
Mendengar penjelasan itu, nabi Musa menyadari kekeliruannya. Beliau kemudian memanggil kembali wanita tersebut untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khususk untuk memohon ampunan kepada Allah bagi perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari bahwa orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja berarti sama saja berpendapat bahwa Tuhan tidak bisa mengatur mereka, seakan itu adalah hal remeh dan tidak wajib. Sedangkan bagi mereka yang bersungguh-sungguh bertaubat, maka ia masih punya iman di dadanya dan yakin kepada Tuhan. Maka dari itu Tuhan pasti akan menerima mereka kembali.

Semoga Cerita Nabi Musa dan wanita pezina diatas dapat kita ambil hikmahnya, bahwa ada dosa yang lebih besar nilainya, lebih berat ketimbang pebuatan zina, yaitu meningggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa merasa berdosa. Dosa dosa yang tampak kecil inilah yang harus kita waspadai, karena jika kita lakukan terus menerus tanpa adanya taubat kepada Allah, maka dosa itu akan semakin besar. Namun bukan berarti kita bebas melakukan zina, perbuatan zina tetap dosa besar, harus dihindari.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan � KH Abdurrahman Arroisy dan Ceritaislami.net

Artikel Yok Berdakwah Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Yok Berdakwah | Design by Bamz